Total Tayangan Halaman

Sabtu, 17 September 2011

Pencahayaan dalam Arsitektur

Dalam perancangan arsitektur ada dua tipe pencahayaan, pertama adalah pencahayaan alami dengan sumber sinar matahari dan kedua adalah pencahayaan buatan dengan sumber lampu penerangan. Pencahayaan alami lebih optimal dibutuhkan pada siang hari, terutama pada bagian luar bangunan. Sedangkan pencahayaan buatan lebih optimal dibutuhkan pada malam hari serta di bagian dalam ruang yang tidak/kurang terbias sinar matahari. Mengelola pencahayaan alami memerlukan berbagai elemen arsitektur agar dapat secara optimal memanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan bangunan.

Bukaan bangunan berupa jendela, boven, karawang dan bahan kaca perlu diatur sedmikian rupa agar ruang dapat terterangi sesuai dengan fungsinya. Ruang yang terlalu terang tersinari matahari tentu tidak akan nyaman digunakan, yang terlalu gelap-pun juga tidak akan efektif digunakan. Mengatur segala bukaan bangunan agar dapat merespon sinar matahari juga membutuhkan pertimbangan akan dampak panas matahari yang berbeda di saat pagi dan sore. Perbedaan ini juga terjadi karena persilangan perjalanan matahari melintasi kathulistiwa di sisi Utara dan Selatan.



Untuk mengantisipasi kelembaban yang terjadi di dalam ruang memang sinar matahari langsung sangat dibutuhkan. Tetapi untuk penerangan yang dibutuhkan hanya bias dari sinar matahari tersebut. Jika sebuah ruang yang dirancanakan mengahadap arah datangnya sinar matahari, perlu dipastikan bahwa sinar matahari langsung tidak akan mengganggu danm menerpa bagian ruang utnuk melakukan aktifitas utama. Pengaturna ini membutuhkan ilmu yang berkaitan dengan sudut datangnya sinar matahari di saat pagi sampai sore dan perubahan tahunannya dari arah Utara ke Selatan. Mengantisipasi kuatnya sinar matahari langsung dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti memperlebar teritis atap, menggunakan secondary wall, menggunakan sun screen, dengan gordyn, louvre dan lain-lain. Semua cara ini perlu dipertimbangkan ketepatan penggunaanya serta perpaduan dengan bentuk dan nuansa arsitektur yang dirancang. Rancangan bagunan dengan tema tropis tentu akan lebih baik jika menggunakan perpanjangan teritis atap atau teritis konsol. Sedangkan yang bertema modern dapat menggunakan sunscreen, louvre dan lain-lain.

Dalam penggunaan lampu penerangan untuk pencahayaan buatan, pada umumnya ada dua sistem. Pertama adalah pencahayaan umum (general lighting) dan pencahayaan setempat (spot lighting). Pemilihan jenis pencahayaan ini disesuaikan dengan guna aktifitas yang terjadi pada bangunan. Sebuah desain dapat sepenuhnya menggunakan pencahayaan umum, dapat pula sepenenuhnya menggunakan pencahayaan setempat dan dapat juga memadukan dua jenis pencahayaan tersebut. Kolaborasi dan elaborasi yang estetis dalam mengunakan dua tipe cahaya ini sangat dibutuhkan untuk mendramatisasi nuansa ruang. Pencahayaan lampu terbaik adalah jika sumber cahaya tidak langsung mengenai pengunjung hingga menyebabkan silau. Yang dibutuhkan dalam penerangan adalah efek dari cahaya ketika menerangi ruang. Beberapa desain justru menyembunyikan sumber cahaya lampu dan menuai efek pantulannya melalui dinding. Beberapa desain juga justru mengarahkan lampu melawan arah yang diterangi untuk kemudian diberi elemen arsitektur di depannya yang mampu memantulkan cahaya secara lembut hingga dapat menerangi ruang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar